Senin, 03 Februari 2014

Raden Saleh Syarif Bustaman Pelukis Terbaik Dari Indonesia

Pernahkah anda ke taman Ismail Marzuki? Tahukan anda jika semula tempat tersebut merupakan kompleks villa milik pelukis yang bernama lengkap Raden Saleh Syarif Bustaman ini. Ia lahir di Semarang pada tahun 1807. Pada tahun 1817, ia dikirim untuk bersekkolah di Jakarta. Di Jakarta, ia bertemu dengan A. A. J. Payen, seorang pelukis bagi direktur pertanian, kesenian dan pengetahuan pemerintah Belanda. Bakat Saleh membuat dia diusulkan Payen untuk dikirim belajar ke Belanda. Maka, pada tahun 1829, Salehpun berangkat dan ia menjadi pelukis Indonesia pertama yang belajar ke luar negeri.

Di Belanda, ia belajar di bawah bimbingan Cornelis Kruseman dan Andres Schelfhout. Dalam beberapa tahun, ia telah ikut serta dalam pameran di Belanda. Setelah itu, Raden Saleh mulai menjelajahi Austria, Jerman, dan Prancis. Ia juga pergi ke Aljazair bersama Horace Vernet, pelukis beraliran oriental yang mempengaruhi lukisan adegan berburunya. Pada tahun 1843, ia menetap di Dresden selama 5 tahun. Di sini ia banyak melukis para bangsawan sehingga Raden Saleh mulai terkenal sebagai pelukis Potret.

Setelah malang-melintang di Eropa selama 20 Tahun, Raden Saleh kembali ke Indonesia pada tahun 1851. Kemudian dia mendirikan sebuah rumah indah yang kini dikenal sebagai rumah sakit cikini. Di cikini juga dibangun sebuah komplek villa. Ketika pulang, Raden Saleh ditemani Istrinya Ny. Winkelman, seorang wanita Belanda. Namun kemudian ia bercerai dan menikah dengan Raden Ayu Danudirjo seorang bangsawan Solo. Pada tahun 1875-1879 ia kembali ke eropa dan setelah itu menetap kembali di Bogor hingga wafat pada 23 April 1880.


Karya-karya Raden Saleh banyak di pajang di Rijksmuseum, Amsterdam. Sebagian karyanya terbakar ketika sedang dipamerkan di Paris pada 1931 dan salah satunya adalah karya terbesarnya yang berjudul “Antara Hidup dan Mati”. Beberapa karya lainya adalah “Merapi Yang Meletus”, Penangkapan Dipenogero”, “Jalan DI Desa”, “Banjir”, “Pertarungan antara Kerbau dan Harimau”, “Berburu Banteng”, “Harimau Minum”, dan lukisan potret seperti Gubernur Jendral Daendles, Sultan Hamengkubuwono VIII, dan Bupati Majalengka, pamannya.

Related Post

Bagikan

Facebook Twitter Google+ Digg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Support : Twitter | Facebook | My Blog
Copyright © 2013. Cowok Feminim - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modif Cowok Feminim
Proudly powered by Blogger