Sepakbola adalah media yang tepat untuk menaruh apa saja di
dalamnya. Tak hanya gerakan politik, bahkan seperti agama pun sering membuat
sepakbola menjadi “media” yang mampu dijejali hal-hal tersebut. Tapi, bagaimana
jika sepakbola menjadi media pendidikan bagi anak-anak sekolah?
Sebelum laga persahabatan Rumania yang menjamu Spanyol di
Cluj Arena yang berlangsung pada hari Senin (28/3) dinihari WIB, skuat asuhan
pelatih Anghel Iordanescu terlihat memakai jaket serta jersey yang
bukan menampilkan nomor punggung pada bagian belakang, melainkan angka-angka
serta simbol yang sekilas menyerupai “hitung-hitungan” atau dalam bahasa
akademis, persamaan matematika.
Rumania sebagai salah satu negara dengan penghasilan
terendah di Uni Eropa juga merupakan salah satu negara yang memiliki
tingkat drop out tertinggi di negara-negara Uni Eropa yaitu sekitar
18 persen pada 2014.
Buruknya pendidikan di Rumania juga mendapat
perhatian dari badan PBB, UNESCO. Menurut laporan badan PBB yang mengurusi
masalah pendidikan, sains, serta budaya ini, sebanyak lebih dari seperlima
anak-anak Rumania yang berusia 3 hingga 6 tahun tidak mengikuti pendidikan usia
pra-sekolah atau taman kanak-kanak. Badan PBB lainnya yang mengurusi masalah
anak-anak, UNICEF juga melaporkan pada 2009 bahwa seperempat anak sekolah di
Rumania tidak mampu memecahkan soal-soal matematika.
Atas keprihatinan dan niat untuk memberikan pengaruh yang
baik kepada anak-anak di Rumania, lahirlah sebuah gagasan yang memungkinkan
sepakbola menjadi suatu media pengajaran, khususnya matematika oleh tim
nasional sepakbola Rumania. Laga kontra Spanyol ini juga pasti akan mendapatkan
perhatian luas dari masyarakat Rumania. Maka, dibuatlah persamaan matematika di
baju bagian belakang serta jaket pemain dengan persamaan matematika.
Angka-angka tersebut nantinya menghasilkan sebuah angka yang merupakan nomor
punggung asli pemain tersebut.
Misalnya, seorang pemain bernomor punggung 20 seperti Florin
Tanase. Maka bukan angka 20 yang terpampang, melainkan 5(pangkat 2)-5. Atau pemain
depan timnas Romania, Claudiu Keseru yang bernomor punggung 6×5-4/2.
Ternyata, gimmick tersebut adalah salah satu
dari inisiatif yang dilakukan oleh Asosiasi Sepakbola Rumania, FRF dalam rangka
meningkatkan kualitas endidikan anak-anak di Rumania. FRF melalui presidennya,
Razvan Burleanu, menjelaskan bahwa ini adalah program FRF yang bertujuan
memberikan pelajaran matematika dengan pendekatan yang berbeda serta
menyenangkan.
“Kami meluncurkan buku petunjuk matematika untuk sekolah
dasar dan buku latihan berhitung sebagai sarana untuk mempertemukan pihak
berwenang, orang tua, siswa, serta pesepakbola untuk memerangi kebodohan.
Sepakbola dan matematika bukan hal yang saling bertolak belakang. Melalaui
proyek ini, anak-anak akan mempelajari dasar-dasar sepakbola dan juga
mempelajari matematika melalui pendekatan yang menarik. Mengingat bahwa semakin
banyak guru dan orang tua khawatir mengenai kurikulum yang semakin sulit untuk
diasimilasi oleh anak-anak, maka FRF berkontribusi memberikan pendekatan baru untuk
pendidikan melalui sepakbola,” ujarnya kepada Monitorul de Cluj.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar